Tidak hanya mampu memainkan alat musik angklung dengan kompak, para siswa dari Jepang ini pun tampak sangat menikmati memainkan angklung. Dalam konser 2 jam di Kobe Cultural Hall, penampilan berbagai lagu dari genre klasik, latin, dan pop menghasilkan aplaus yang sangat meriah dari sekitar 800 orang yang memadati ruang konser. Teriakan ‘Bravo!’ pun terdengar sesekali dari para penonton, seperti ketika para siswa selesai membawakan Nocturnes karya Chopin atau Moldave dari Smetana. Ketika membawakan Fur Elise (Beethoven), yang sengaja diaransemen dengan beat pop bersama iringan drum, para siswa pun tampak ikut bergerak mengikuti irama. Lagu Bengawan Solo dan Tsubasa wo kudasai sebagai finalĂ© konser, dimana para penonton diajak menyanyi bersama-sama.
Seusai acara, Ibu Yoshie Takano, pimpinan Present Garden-to sekaligus guru angklung mendampingi para siswa untuk menerima ucapan selamat dari para penonton. Kepada KBRI Tokyo, Ibu Takano menyampaikan bahwa angklung mampu menarik minat para siswa SLB untuk bermusik. “Kami mencoba berbagai alat musik, tapi ternyata angklung lah yang bisa membuat mereka senang dan mau bermusik,” ungkap Ibu Takano. Organisasi non-profit Present Garden-to membantu para siswa tunagrahita untuk beraktivitas di luar jam sekolah dengan menyediakan berbagai fasilitas, termasuk alat musik. Untuk konser ke-3 tersebut di atas, Present Garden-to juga mendapatkan dukungan penuh dari Konsulat Jenderal RI di Osaka. Bangga sekali rasanya, ternyata musik tradisional Indonesia sangat dicintai di luar sana
No comments:
Post a Comment