Grup AirAsia Berhad memutuskan untuk berhenti bekerja sama dengan ANA Holdings Inc untuk operasional AirAsia Jepang karena terdapatnya sejumlah perbedaan antara dua perusahaan tersebut.
“Saya sangat menghormati ANA sebagai maskapai lokal terkemuka di Jepang, namun kini saatnya bagi kami untuk menentukan langkah sendiri dan fokus pada keahlian kami, yaitu mengelola Low Cost Carrier/LCC (maskapai berbiaya rendah),” kata CEO Grup AirAsia, Tony Fernandes.
Baik Grup AirAsia maupun ANA Holdings telah menandatangani perjanjian penghentian kerja sama yang dimulai sejak dua tahun lalu dengan pembentukan AirAsia Jepang.
Ia memaparkan, sejumlah isu yang mengakibatkan berakhirnya kerja sama itu mulai dari yang fundamental seperti perbedaan pendapat di antara pemegang saham mengenai manajemen biaya, hingga tidak adanya kesepakatan tentang lokasi pusat operasional AirAsia Jepang.
Masalah lain adalah pada faktor penjualan tiket secara online (yang merupakan strategi penting bagi keberhasilan AirAsia) rupanya gagal menarik para pembeli di Jepang. Dibalik kemajuan teknologi yang super cepat, rupanya masih banyak orang Jepang yang memesan tiket pesawat melalui biro agen perjalanan.
Entah apa karena saking banyaknya para orang tua yang masih suka cara-cara tradisional atau karena mereka membela perusahaan negeri sendiri. Atau, karena situs AirAsia yang membuat pusing para calon pembeli tiket? Itulah yang dikatakan Shinzo-san; situs AirAsia membuat pusing para calon pembeli tiket.
Sekadar informasi, AirAsia Berhad melalui AirAsia Investment Ltd. telah memiliki 25.120 voting share dan 23.880 non-voting share dengan nilai JPY 50.000 per saham, yang mewakili 49 persen saham di AirAsia Jepang.
Penghentian kerja sama ini berupa pembelian seluruh saham AirAsia di AirAsia Jepang oleh ANA Holdings Inc. dengan nilai 2,45 miliar yen Jepang.
Selain itu, semua pesawat, termasuk uang pembayaran sewa pesawat, yang dipinjamkan oleh AirAsia kepada AirAsia Jepang akan dikembalikan dengan batas waktu hingga 1 November 2013.
AirAsia Jepang akan menyelesaikan semua pembayaran tagihan dan menghentikan penggunaan brand AirAsia serta kegiatan operasional, termasuk penggunaan nama AirAsia Jepang per tanggal 1 Nopember 2013.
Adapun pengoperasian penerbangan AirAsia Jepang akan berjalan normal hingga 31 Oktober 2013.
Setelah pengalihan saham dan pembayaran senilai yang disetujui, Perjanjian Pemegang Saham, Perjanjian Lisensi Brand, dan kontrak niaga lainnya antara pihak-pihak yang terkait akan dihentikan segera.
“Saya tetap berfikir positif mengenai perkembangan pasar di Jepang dan percaya akan ada kesempatan besar bagi LCC untuk berhasil, seperti yang telah dibuktikan oleh AirAsia X. Kami belum menyerah dan tetap berharap dapat merubah perjalanan udara di Jepang serta kembali melayani masyarakat di sana,” kata Tony Fernandes.
Ia menegaskan, kegiatan operasional AirAsia X, afiliasi AirAsia yang melayani penerbangan jarak jauh, tidak akan terganggu dengan penghentian kerja sama tersebut.
Sumber: antaranews.com